Selasa, 23 Juli 2013

HT: Jangan Lagi Ada Anak Terlantar di Indonesia


JAKARTA - Negeri ini harus punya masa depan, dan masa depan itu ada di tangan anak-anak Indonesia.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Hary Tanoesoedibdjo (HT), Selasa (23/7/2013).
Menurut dia, ukuran kemajuan dari bangsa Indonesia, bukan sekedar terletak pada seberapa besar angka pertumbuhan ekonominya, tetapi juga sejauh mana negeri ini memperhatikan anak-anak bangsanya.
Namun, fakta dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mendata, akhir 2012, Indonesia berada di peringkat kelima di dunia untuk angka balita kekurangan gizi. “Delapan juta lebih balita Indonesia mengalami gizi buruk,” jelas Ketua Umum Perindo itu.
Bahkan, menurut dia, kematian bayi di Indonesia masih terbilang tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara. Angkanya, 37 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada 2011. Meski angkanya terus menurun, tapi posisi Indonesia di Asia Tenggara tidak berubah. Indonesia menempati posisi keempat terbanyak.
Begitu pula dengan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia yang masih cukup tinggi, 228 kematian ibu dari 100 ribu kelahiran. Sementara, angka kematian bayi (AKB), 34 bayi diperkirakan meninggal dari 100 ribu kelahiran.
Lebih jauh dia menjelaskan, 50 Juta anak Indonesia sejak tahun 2010 tidak mempunyai akte lahir, dan kondisi tersebut jumlahnya tetap dari tahun ke tahun. Lanjut dia, Komnas PA sudah menerima laporan hingga 1.800 aduan kekerasan terhadap anak. Isinya bervariasi, mulai dari kekerasan psikis, fisik, dan kekerasan seksual. 1,3 juta anak usia 7-15 tahun terancam putus sekolah
Dalam perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), lanjut dia, pembiaran oleh negara hingga menyebabkan lebih dari satu juta anak mengalami gizi buruk, sudah merupakan pelanggaran berat sebagaimana bunyi Pasal 3, Konvensi Hak Anak Tahun 1990.
“Melihat kenyataan yang demikian ini, tentunya tidak pantas bagi kita untuk berpangku tangan. Sungguh sebuah realitas yang amat menyedihkan. Kita harus saling bahu-membahu menyelamatkan ekonomi Indonesia, menyelamatkan anak-anak Indonesia,” imbuhnya.
Bagi dia, tidak boleh ada lagi anak Indonesia yang kurang gizi, tak bersekolah, dan tak berakta lahir. Mereka berhak mendapatkan pangan, mendapatkan pendidikan, dan jaminan kewarganegaraanya. Bahkan, kata dia, tidak boleh ada lagi anak Indonesia yang diperlakukan semena-mena untuk kepentingan ekonomi, ataupun kepentingan politik. Mereka punya dilindungi oleh negara.
“Tugas kita semua sebagai bangsa untuk membesarkan mereka, dan melindungi anak Indonesia. Demi masa depan Indonesia yang maju dan berdaulat, rawat dan lindungi anak Indonesia. Selamat Hari Anak Indonesia,” pungkasnya.(okezone/24/7/13)

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mengunjungi Blog ini
copy paste atau copas boleh tapi harus dicantumkan blog ini...
Bila comment harus pakai bahasa yang sopan dan ramah bila tidak akan dispam..